MANAJEMEN
SAINS
1. Pengertian
Manajemen Sains adalah ilmu yang mengajarkan kita bagaimana menerapkan ilmu sains dalam kegiatan manajemen, tentu dengan tujuan untuk mempermudah bisnis, meminimalisasi biaya yang harus dikeluarkan dan meningkatkan keuntungan dengan menggunakan cara kerja berdasarkan prinsip – prinsip keilmuan.
Tahap - tahap perkembangan manajemen ilmiah :
Tahap Survival ( 1886 - 1930 ), tahun 1886 adalah tahun lahirnya ilmu manajemen yang ditandai dengan gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor.Dalam tahap survival ini, para ahli memperjuangkan untuk diakuinya manajemen sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.
Tahap
konsolidasi atau penyempurnaan ( 1930 - 1945 ), dalam tahap ini para pelopor
manajemen ilmiah merumuskan metode - metode dan prinsip - prinsip dari ilmu
manajemen yang dapat dipraktekan dalam kegiatan - kegiatan perusahaan.
Tahap
human relation ( 1945 - 1959 ), dalam tahap ini, selain menggunakan prinsip -
prinsip berdasarkan keilmuan, juga lebih mengutamakan perhatian kepada manusia
( para pekerja ) yang berperan serta dalam kegiatan - kegiatan mencapai tujuan
usaha. Hubungan antara pemimpin dan pegawai diupayakan dilaksanakan dalam
suasana hubungan manusia yang lebih baik.
Tahap
behaviouralisme ( 1959 - sekarang ), dalam tahap ini perhatian utama para ahli
manajemen terutama dipusatkan terhadap pentingnya peranan manusia kerja dalam
usaha mencapai tujuan perusahaan.
2. Kontribusi Teori Manajemen Ilmiah
2. Kontribusi Teori Manajemen Ilmiah
a. Metode-metode
yang dikembangkan dapat diterapkan pada berbagai kegiatan organisasi.
b. Teknik-teknik
efisiensi (studi gerak dan waktu) telah menyadar kan para manajer bahwa gerak
fisik dan alat yang diguna kan dalam menjalankan tugas dapat menjadi efisien.
c. Penekanan
pada seleksi dan pengembangan karyawan dengan cara ilmiah
d. Pentingnya
kemampuan dan faktor pelatihan dalam meningkatkan efektivitas kerja seorang
karyawan.
e. Manajemen
ilmiah yang menekankan pentingnya rancangan kerja mendorong manajer mencari
cara terbaik untuk pelaksanaan tugas.
3.
Teori Manajemen Ilmiah Menurut Para Ahli
Frederick
W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan Lilian Gillberth adalah
tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilimiah. Mereka memikirkan suatu cara
meningkatkan produktivitas dengan menangani kondisi kekurangan tenaga terampil
melalui efisiensi para pekerja. Berikut penjelasan mengenai teori manajemen
ilmiah menurut para ahli.
A. Frederick W. Taylor ( 1856-1915 )
Manajemen
ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Federick Winslow Taylor sekitar tahun
1900an. Taylor terkenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah karena hasil
penelitiannya yang telah dibukukan dalam karyanya “principles scientific
management” tentang usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja
berdasarkan waktu dan gerak pada tahun 1886, dijadikan sebagai pegangan penting
bagi para buruh dan manajer. Dalam penelitiannya itu, ia berpendapat bahwa
efesiensi perusahaan rendah karena banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang
tidak produktif.
Arti
pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah metode studi,analisa dan
pemecahan masalah-masalah organisasi. Arti kedua, manajemen ilmiah adalah
seperangkat mekanisme–mekanisme atau teknik–teknik “a bag of trick” untuk
meningkatkan efisiensi kerja organisasi dan untuk mencapai efisiensi dan
keefektifan organisasi. Ia berasumsi bahwa manusia harus diperlakukan seperti
mesin. Dalam bekerja, setiap manusia harus diawasi oleh supervisor secara
efektif dan efisien.
Gerakan
Taylor terkenal dengan gerakan efisiensi kerja. Untuk menjawab berbagai
pertanyaan seperti apakah ada satu cara kerja terbaik “the one best way of
doing job” dia mengajukan sekelompok prinsip-prinsip yang menjadi intinya
manajemen ilmiah. Taylor terkenal dengan rencana peng-upahan yang merangsang
“differential rate system”, yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatnya
produktivitas, mutu, pendapatan pekerja dan semangat kerja karyawan.
Taylor
menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu : Shop
Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimony Before the
Special House Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul
Scientific Management.
Filsafat
dibelakang konsep Taylor terletak diatas 4 prinsip yang dikenal dengan “Empat
prinsip dasar Taylor” yaitu :
a. Pengembangan
Manajemen Ilmiah yang benar dapat di gunakan untuk menentukan metode terbaik
untuk menjalankan setiap tugas.
b. Seleksi
ilmiah untuk karyawan,agar setiap karyawan dapat diberikan taggung jawab atas
sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
c. Pendidikan
dan pengembangan ilmiah para karyawan.
d. Kerjasama
yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Untuk
menerapkan keempat prinsip ini, Taylor mensyaratkan perlunya satu revolusi
mental dikalangan manajer dan karyawan.
a. Prinsip-prinsip
dasar yang menurut dia mendasari pendekatan manajemen ilmiah adalah :
b. Menggantikan
cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan yang sistematis).
c. Mengusahakan
keharmonisan dalam gerakan kelompok dan bukannya perpecahan.
d. Mencapai
kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang kacau.
e. Bekerja
untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang terbatas.
f.
Mengembangkan semua karyawan sampai taraf
yang setinggi-tingginya, untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan
perusahaan mereka.
B. Henry L. Gantt ( 1861-1919 )
Henry
L.Gantt (1861-1919) mempertimbangkan kembali system perangsang Taylor, dengan
memperkenalkan sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Setiap
pekerja yang dapat menyelesailan tugas yang dibebankan kepadanya dalam sehari
berhak menerima bonus.
Beliau
juga memperkenalkan system "Charting" yang terkenal dengan "Gant
Chart". Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik
antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggaris bawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan
rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih
baik. Dengan menekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan
mengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gantt
Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknik-teknik modern
seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique). Gantt menekankan
pentingnya mengembankan minat timbal balik antara manajemen dan karyawan, yaitu
kerjasama yang harmonis. Dia menggaris bawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen,
serta perlunya penghargaan bahwa “dalam segala masalah manajemen unsur manusia
yang paling penting”.
Seperti
Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan,yaitu :
a. Saling
menguntungkan antar tenaga kerja dengan manajemen.
b. Seleksi
kerjasama ilmiah tenaga kerja
c. Sistem
insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas.
d. Pengunaan-pengunaan,instruksi-instruksi
kerja yang terperinci.
Kontribusi
terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode grafik sebagai teknik
scheduling produksi untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi yang
terkenal dengan “Gantt Chart” yang memuat jadwal kegiatan produksi karyawan
supaya tidak terjadi pemborosan.
C. Frank dan Lillian Gilbreth ( 1868-1924 dan 1878-1972)
Frank
B. Gilbreth (1868-1924) dan Lilian Gilbreth (1878-1972). Pasangan suami istri
ini bekerjasama mempelajari aspek kelelahan dan gerak (fatique and motion
studies). Disamping itu Lilian juga tertarik dengan usaha membantu pekerja,
menurut Lilian, sasaran akhir manajemen ilmiah adalah usaha membantu karyawan
menampilkan kemampuannya yang penuh sebagai mahluk manusia.
Contributor
utama dalam aliran ini adalah pasangan suami istri Frenk Bungker dan Lilian
Gilbreth. Dalam aliran ini Frank lebih cenderung terhadap masalah yang sangat
efisien, terutama untuk menemukan “cara yang terbaik untuk mengerjakan suatu
tugas”.
Konsep
Gilbreth adalah gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap langkah yang
dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan, hal ini dapat meningkatkan
semangat karyawan.
Sedangkan
istrinya Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja
,seperti seleksi,penempatan dan latihan personalia.Dia menuangkan gagasannya
dalam buku yamg berjudul” The Psychology of Management”.
Pasangan
ini juga terkenal dengan konsep “Three position plan of promotion” (rencana
tiga kedudukan untuk suatu promosi), Menurut konsep ini setiap karyawan
memiliki tiga peran yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatih yang senantiasa
mencari kesempatan baru. Pada saat yang sama karyawan melakukan pekerjaan saat
ini, ia juga mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi dan sekaligus
melatih penggantinya (be a doer, a learner and teacher). Banyak manfaat dan
jasa yang diberikan oleh Manajemen Ilmiah, namun satu hal yang dilupakan oleh
manajemen ini, yaitu kebutuhan social manusia dalam berkelompok, karena terlalu
mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan
karyawan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan karyawan sebagai manusia
biasa.
D. Harrington Emerson (1853-1931)
Prinsip
pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dan hasil penelitiannya menunjukkan
kebenaran prinsip yaitu bahwa uang akan lebih berhasil bila mengetahui tujuan
penggunaannya. Bukti dan pendapat Emerson yaitu adanya istilah Manage ment by
Objective (MBO).
Emerson
mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal,
yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Tujuan-tujuan
dirumuskan dengan jelas.
b. Kegiatan
yang dilakukan masuk akal.
c. Adanya
staf yang cakap.
d. Disiplin.
e. Balas
jasa yang adil.
f.
Laporan-laporan yang terpercaya, segera,
akurat dan ajeg – sistem informasi dan akuntansi.
g. Pemberian
perintah-perencanaan dan pengurusan kerja.
h. Adanya
standar-standar dan skedul-skedul – metoda dan waktu setiap kegiatan.
i.
Kondisi yang distandardisasi.
j.
Operasi yang distandarisasi.
k. Instruksi-instruksi
praktis tertulis yang standar.
l.
Balas jasa efisiensi-rencana intensif.
Kelebihan
Teori Manajemen Ilmiah
a. Metode
ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi, selain
organisasi industri.
b. Teknik
efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
c. Metode
pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan
pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
d. Metode
ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untuk mencari
alternatif terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
e. Manajemen
klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap manajemen yang masih
relevan saat ini sebagai contoh pemahaman secara menyeluruh mengenai sifat dari
pekerjaan yang dilaksanakan, pemilihan orang yang tepat untuk melakukan
pekerjaan tersebut, dan melakukan pendekatan keputusan secara rasional semuanya
adalah ide yang berguna dan maing-masing dikembangkan selama periode ini.
f.
Beberapa konsep inti dari model birokratif
masih dapat digunakan di dalam rancangan organisasi modern selama keterbatasan
mereka diakui. Manajer seharusnya mengakui bahwa efisiensi dan produktivitas
dapat diukur dan dikendalikan dalam banyak situasi
Kekurangan
Teori Manajemen Ilmiah
a. Peningkatan
produksi tidak disertai dengan peningkatan pendapatan.
b. Upah
yang tinggi dan kondisi kerja yang baik bukan hanya disebabkan oleh peningkatan
laba perusahaan.
c. Hubungan
manajemen dan karyawan tetap jauh.
d. Memandang
manusia sebagai sesuatu yang rasional yang hanya dapat dimotivasi dengan
pemuasan kebutuhan ekonomi dan fisik. Aliran ini tidak memandang kebutuhan
sosial karyawan.
e. Mengabaikan
kebutuhan manusia untuk mendapatkan kepuasan dari hasil kerjanya.
f.
Peningkatan produktivitas memungkinkan
peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkan pemberhentian pekerja atau
diubahnya upah.
Contoh
Study Kasus Perencanaan SDM
Perencanaan
SDM Perusahaan X
Sejak
lama Perusahaan X telah menerapkan suatu sistem Manajemen Sumberdaya Manusia
Berbasis Kompetensi (Competency-Based Human Resources Management CBHRM). Sistem
ini digunakan sebagai dasar dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut
sumber daya manusia, seperti rekrutmen dan seleksi; pembelajaran dan
pengembangan; perencanaan karir dan sebagainya. Untuk memastikan bahwa setiap
kontribusi karyawan mendapat penghargaan, Perusahaan X menerapkan sistem
Manajemen Kinerja bagi karyawan diperusahaan tersebut . Dengan sistem ini,
setiap karyawan membuat rencana kerja yang kemudian dibicarakan bersama agar
dapat membantu pencapaian rencana tersebut. Pada akhir tahun, kinerja karyawan
akan dievaluasi dan hasilnya akan dijadikan dasar pemberian remunerasi dan
pengembangan karir karyawan. Untuk mendukung unit kerja dalam menyelesaikan
masalah strategis dalam bidang sumber daya manusia, seperti penempatan tenaga
kerja secara strategis, pengembangan organisasi, manajemen kinerja, dan
sebagainya .Perusahaan X menempatkan Human Capital Specialist sebagai Human
Capital Business Partners (HCBP) di unit-unit kerja. Para HCBP akan membantu
dan memfasilitasi penyelesaian masalahsumber daya manusia yang ada pada setiap
unit. Keberadaan mereka merupakan kepanjangan tangan Human Capital di unit
untuk mempercepat pemecahan masalah.
SDM
adalah memiliki kaitan erat yang satu dengan lainnya tidak bisa dipisahkan
dalam mecapai suatu tujuan yang diinginkan bersama.
Pembahasan
Kasus
Konsep
Competency Based Human Resources Management (CBHRM) pertama kali diperkenalkan
oleh Prof Dr David McClelland di Amerika Serikat sekitar 33 tahun lalu. Dapat
didefinisikan bahwa Competency-Based Human Resources Management (CBHRM) adalah
suatu pola pendekatan di dalam membangun suatu sistem manajemen sumber daya
manusia yang handal dengan memanfaatkan kompetensi sebagai titik sentralnya.
Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat meningkatkan efektifitas dan
konsistensi kebijakan seleksi, promosi, kompensasi, penilaian kinerja,
pendidikan dan pelatihan, perencanaan karir, manajemen kinerja, maupun
perencanaan strategis di bidang sumber daya manusia ke titik yang paling
optimum. Sebagai suatu model yang sistematis, penerapan model CBHRM ini
memungkinkan perusahaan untuk membuat sistem pengelolaan yang terintegrasi
terhadap semua sistem dan kebijakan sumber daya manusianya.
Kesimpulan
dari penjelasan diatas bahwa sistem CBHRM untuk merencanakan sumber daya
manusianya, yang berarti juga perusahaan X ingin membuat pemimpinnya sendiri
dari internal perusahaan. Dengan cara ini juga membuat para karyawan
berkompetisi secara baik agar karyawan itu dapat meraih jabatan yang meningkat,
karena sistem ini menggunakan sistem penilaian kompetensi dari masing masing
karyawannya. Semuanya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Menetapkan
standar kerja yang spesifik dan secara kontinyu melakukan serangkaian
tindakan nyata untuk memenuhi sasaran kerja yang telah ditetapkan.
2) Menentukan
target kinerja yang jelas, terukur dan menantang. Kemudian membimbing dan
memotivasi staf untuk merealisasikannya. Mau menerima dan mendelegasikan
tanggung jawab. Dapat bertindak tegas saat diperlukan.
3) Mengelola
dan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai sasaran kinerja.
4) Secara
terus-menerus melakukan proses perbaikan terhadap kinerja dirinya.
5) Melakukan
komunikasi dua arah termasuk memberikan feedback yang terbuka dan berterus
terang kepada karyawan.
6) Standard
kompetensi secara terus menerus dikomuninasikan dan dipergunakan secara aktif
oleh semua karyawan.
7) Kompetensi
yang berhasil adalah yang simple dan mudah dipahami oleh setiap karwayan tanpa
selalu dibantu oleh divisi HRD.
8) Implementasi
kompetensi akan berhasil jika ia dapat menjadi bagian dari kultur baru diperusahaan.
Sumber :blogspot.com